rabu, 12 desember 2018

A.
1. Blockchiper melakukan enkripsi terhadap sebuah data yang masuk, membaginya dalam blok blok data terebih dahulu, lalu proses enkripsi data di lakukan secara terpisah terhadap masing-masing blok data.
2.  Pengertian : Blok cipher merupakan algoritma kriptografi simetrik yang mengenkripsi satu blok plaintext dengan jumlah bit tertentu dan menghasilkan blok ciphertext dengan jumlah bit yang sama. Misalkan ukuran blok plaintext yang dienkripsi adalah 64 bit, maka akan menghasilkan ciphertext yang berukuran 64 bit. 
     sejarah : 
     cara kerja : 
            - enkripsi : merubah plaintext menjadi chipertext. dengan menggunakan key yang kita                                            tentukan sebelumnya. dengan key tersebut plaintext di XOR dengan key maka                                      mendapa hasil chipertext yang akan di ganti dengan kode ascii.
            -dekripsi : merubah chipertext menjadi plaintext. dengan menggunakan key yang telah di gunakan sebelumnya terhadap proses enkripsi lalu di XOR kembali. maka hasil dari XOR tersebut menjadi plaintext kembali.
Gambar terkait
pada flowchart di jelaskan bahwa si user menulis pesan terlebih dahulu, lalu pesan akan di enkripsikan dan di kompresi dengan menggunakan key yang telah sistem pilih dan pesan akan di kirim.

3. bagian yang digunakan pada study kasus adalah pada saat si user memasukan data. maka yang dapat membaca data userhanyalah sistem dan user administrator yang bekerja pada perusahaan tersebut. data user akan di amankan dengan algoritma block chiper chaining agar jika ada serangan yang inin meretas data user, si pelaku tidak dapat membacanya atau sulit untuk memecahkan kode nya.

4. block chiper chaining

5. link :

6. refrensi :
    https://youtu.be/j3ya6t3Zfrs
    https://youtu.be/kxxbBJ0m7K4
    https://youtu.be/1GGqIRQUZos
   

B.
1. Kemiripan di miliki dengan kelompok satu. Yaitu, DES,  melakukan enkripsi terhadap sebuah data yang masuk, membaginya dalam blok blok data terebih dahulu, lalu proses enkripsi data di lakukan secara terpisah terhadap masing-masing blok data.

2. Algoritma DES (Data Encryption Standard) adalah salah satu algoritmayang dapat digunakan untuk melakukan enkripsi data sehingga data asli hanya dapat dibaca oleh seseorang yang memiliki kunci enkripsi tersebut. 
Sejarah : 
DES atau Singkatan dari Data Encryption Standard merupakan algoritma penyandian yang diadopsi dan dibakukan oleh NBS (National Bureau Standard) yang kini menjadi NIST (National Institute of Standards and Technology) pada tahun 1977 sebagai FIPS 46 (Federal Information Processing Standard).
DES bermula dari hasil riset Tuchman Meyer yang diajukan sebagai kandidat Sandi Standard Nasional yang diusulkan oleh NBS. Konon katanya, algoritma yang dikembangkan oleh Tuchman Meyer ini merupakan algoritma terbaik dari semua kandidat Sandi Standard Nasional. Pada mulanya, algoritma yang kini disebut DES, memiliki panjang kunci sandi 128 bit. Namun selama proses pengadopsian, NBS melibatkan NSA (National Security Agency), dan algoritma sandi ini mengalami pengurangan ukuran kunci sandi dari 128 bit menjadi 56 bit saja. Sebagian orang mungkin mengira bahwa pengurangan panjang kunci sandi ini merupakan usulan NSA untuk melemahkan algoritma Tuchman Meyer karena motif politik tertentu. Entah itu untuk mempermudah penyadapan atau untuk melemahkan pengamanan informasi lawan politik. Mungkin NSA menginginkan algoritma Tuchman Meyer ini “cukup aman” untuk digunakan warga sipil, tetapi mudah dipecahkan oleh organisasi besar semisal NSA dengan peralatan canggihnya. Bila dibandingkan dengan performa komputer personal pada saat itu, algoritma sandi dengan panjang kunci 56 bit dapat dikatakan cukup aman bila digunakan oleh orang-orang “biasa”, tapi dapat dengan mudah dipecahkan dengan peralatan canggih dan tentunya kepemilikan alat canggih ini hanya dapat dijangkau oleh organisasi elit seperti NSA. Dengan dukungan dana yang melimpah, pembuatan alat brute‐force DES bukanlah hal yang mustahil pada saat itu. Kini algoritma DES sudah usang dan keamanannya pun sudah tidak dapat dipertanggungjawabkan lagi. Kini komputer personal pun sudah cukup untuk membobol algoritma DES, apalagi dengan adanya teknologi parallel computing dan internet yang berkembang pesat. DES telah secara resmi digantikan fungsinya oleh AES (Advanced Encryption Standard) dengan panjang kunci sandi 128, 192 dan 256 bit.  
Cara kerja : http://octarapribadi.blogspot.com/2012/10/contoh-enkripsi-dengan-algoritma-des.html?m=1
Flowchart : 

4. Persamaan :
- menggunakan angka biner 
- menggunakan kode ascii 
- terdiri dari 64 bit.

     Perbedaan:
- blockchioer lebih mudah di mengerti 
- langkah blockchiper lebih singkat


5. 
6. http://ilmu-kriptografi.blogspot.com/2009/05/algoritma-des-data-encryption-standart.html
    http://kriptografijaringan.blogspot.com/2016/03/enskripsi-algoritma-des-data-encryption.html

C. kesimpulan berdasarkan persamaan dan perbedaan :
     sebenarnya menggunakan algoritma DES ataupun block chiper sama saja. tapi harus di perhatikan pada ey agar hacker susah untuk meng dekripsi chipertext yang telah di buat.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

7 segmen anoda dan katoda